Mewujudkan
Opung Sari (Operasi Pungut Sampah Setiap Hari)
Menjadi
Budaya Positif di SMPN 2 Tanjung Morawa
A.
Latar
belakang
Opung Sari merupakan salah satu
program brilian Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang yang telah
disosialisasikan hingga ke sekolah-sekolah yang ada di kabu[aten Deli Serdang. Begitu
juga di SMPN 2 Tanjung Morawa. Pada masa-masa awal setelah sosialisasi, para
siswa tertib melaksanakan kegiatan baik ini. Bisa dikatakan seluruh siswa patuh
melaksanakannya, baik saat dalam pantauan guru maupun saat guru tidak ada. Namun
seiring berjalannya waktu, kebiasaan baik ini dirasakan mulai berkurang
terutama pada siswa baru. Kemungkinan besar hal ini terjadi disebabkan kegiatan
pengenalan sekolah di awal tahun ajaran baru yang lalu dilaksanakan saat pandemic
masih berlangsung. Sehingga beberapa agenda tidak dapat dilaksanakan dengan
maksimal.
Tak hanya para siswa baru,
ternyata siswa-siswi kelas 8 dan 9 juga terlihat mulai melupakan Opung Sari.
Terlihat dari saat para siswa mengantarkan tugas ke sekolah. Hasil pantauan
para guru, sebagian siswa membiarkan saja sampah yang tergeletak di depan
mereka atau di jalan yang mereka lalui. Pembelajaran jarak jauh yang
mengharuskan siswa tidak berada di sekolah seperti biasa, ditengarai menjadi
salah satu penyebabnya.
Untuk itu, rasanya perlu untuk
mengadakan penguatan program Opung Sari bagi para siswa dan seluruh warga
sekolah agar Opung Sari dilaksanakan kembali dengan disiplin dan menjadi salah
satu budaya positif di SMPN 2 Tanjung Morawa.
B.
Deskripsi
Aksi Nyata
Pada Rencana Aksi, Saya merencanakan untuk melakukan
hal-hal sebagai berikut:
1. Berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di sekolah.
2. Melakukan refleksi tentang pelaksanaan program OPUNG SARI BASAH
BANG yang telah dilakukan.
3. Mengadakan sosialisasi penguatan program OPUNG SARI BASAH BANG,
terutama kegiatan operasi pungut sampah.
4. Membuat lomba siswa membuat vlog tentang himbauan operasi pungut
sampah di sekolah dan di manapun berada.
5. Membuat lomba disain poster tentang operasi pungut sampah.
6. Memajang poster hasil karya siswa di tempat strategis di sekolah.
7. Melakukan kontrol pengawasan selama 1 bulan pertama hingga pungut
sampah benar-benar membudaya di SMPN 2 Tanjung Morawa.
Dalam pelaksanaannya, telah dilakukan
koordinasi dengan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah serta guru, pegawai
dan juga petugas kebersihan sekolah. Dalam koordinasi ini turut juga dilakukan
refleksi tentang pelaksanaan program OPUNG SARI yang telah dilakukan. Dari
hasil refleksi disimpulkan bahwa memang perlu diadakan penguatan kembali Program
OPUNG SARI kepada seluruh siswa. Sosialisasi penguatan program yang
direncanakan melalui video konferensi ternyata tidak dapat dilaksanakan.
Sebagai gantinya, guru wali kelas dan guru mata pelajaran yang mengingatkan
tentang OPUNG SARI di sela-sela kegiatan pembelajaran jarak jauh setiap harinya.
Cara ini dirasakan lebih efektif sebab guru wali kelas dan guru mata pelajaran berinteraksi
dengan para siswa setiap hari.
Dalam pembicaraan dengan kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah didapat juga informasi tentang slogan LISA (Liat Sampah Ambil).
Slogan ini juga bukan hal baru bagi siswa kelas 8 dan kelas 9. Namun, bagi
siswa kelas 7 mungkin masih belum terlalu familiar. Maka disepakati bahwa
penguatan OPUNG SARI dan LISA harus lebih maksimal untuk siswa kelas 7.
Dilatar belakangi tren remaja saat ini, sosialisasi
melalui vlog dan poster dianggap sangat efektif. Para siswa sangat senang bisa
tampil dalam vlog. Demikian pula mereka senang mengutak atik aplikasi Canva
untuk membuat poster. Namun disebabkan keterbatasan interaksi dengan siswa di
masa pandemi, serta banyaknya siswa yang kewalahan dengan tugas PJJ, maka vlog dibuat
namun tidak diperlombakan. Siswa yang memiliki waktu luang dan berminat saja
yang membuat vlog tentang sosialisasi penguatan OPUNG SARI dan membuat poster ataupun
komik tentang menjaga kebersihan sekolah.
C.
Hasil Aksi
Nyata
Dalam kegiatan ini didapatkan beberapa vlog,
poster dan komik dari para siswa tentang sosialisasi penguatan program OPUNG
SARI untuk menjadi budaya positif sekolah dan ajakan menjaga kebersihan
sekolah. Vlog, poster dan komik para siswa dipublikasikan di media sosial
sekolah (YouTube dan Facebook). Hasil pantauan setelah sosialisasi penguatan
program OPUNG SARI yang dilakukan para guru wali kelas dan guru mata pelajaran,
siswa kelas 8 dan kelas 9 kembali tertib melaksanakan OPUNG SARI. Siswa kelas 7
mulai membiasakan diri dengan aksi positif ini.
D.
Pembelajaran
dari Aksi Nyata
Dari kegiatan Aksi Nyata yang dilakukan, ternyata
tidak semua yang direncanakan dapat dilaksanakan. Beberapa hal besar yang
dianggap akan menumbuhkan jiwa kompetisi dan kreatifitas siswa batal dilakukan
disebabkan oleh berbagai keterbatasan.
Vlog hasil karya siswa sudah lumayan bagus. Namun,
agar semakin menarik perlu dilakukan editing yang ternyata memakan waktu yang lumayan
lama. Sebagian siswa yang berpartisipasi bisa tampil natural di vlog. Namun,
sebagian lagi masih agak kaku dan kurang rileks. Hal memang bukan masalah
besar. Dari vlog pertama ini, mereka akan belajar dan akan semakin piawai dalam
ber-vlog ria.
E.
Rencana
Perbaikan
Untuk Aksi Nyata berikutnya, sebaiknya tidak
merencakan terlalu banyak kegiatan. Akan lebih baik jika kegiatan yang sederhana
namun focus dan hasilnya bagus. Terlalu banyak kegiatan sebagai aksi nyata
ternyata memakan waktu cukup lama. Terkadang menyebabkan malah tidak fokus ke
tujuan sebenarnya.
F.
Dokumentasi
Proses dan hasil Pelaksanaan
Link video 1: Klik disini
Link video 2 : Klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar